Diposting oleh Unknown



Ku Temukan Penggantinya
Pagi hari yang cerah ini, seperti biasa aku berangkat ke sekolah dengan pakaian putih biru ku dan dengan di antarkan oleh ayah ku. Aku sekarang SMP kelas VII, kelas kami berada di paling pojok sekolah, sehingga kelas kami adalah kelas yang paling ribut, kami juga sering kena hukum karena kenakalan kami. Tapi meskipun begitu, kami tidak pernah bertengkar atau berkelahi.
Suatu hari, saat aku akan pergi kekantin, aku tak sengaja bertabrakan dengan seorang laki-laki yang ternyata adalah kakak kelas ku sendiri. Aku marah-marah padanya karena dia juga menumpahkan air minumnya di sepatuku saat kami bertabrakan. Dia meminta maaf kepadaku dengan terlihat lesung pipinya yang manis itu, tapi aku tetap saja marah dan langsung pergi meninggalkannya.
Hari demi hari tlah berlalu, aku sering sekali bertemu dengan cowok berlesung pipi itu, yang tak lain namanya adalah Fendi dan tak ku sangka, hari demi hari itulah aku mulai menyukainya. Entah dari mana perasaan ini muncul, tapi aku merasa ini adalah cinta monyet di usiaku sekarang ini dan aku menganggap dia sebagai penyemangatku untuk belajar. Aku hanya akan memendam perasaan ini, karena dia ternyata berpacaran dengan sahabatku sendiri.
Setiap pulang sekolah, aku sering sekali diantar pulang oleh Fendi dan itupun atas permintaan sahabatku/pacarnya Fendi sendiri, karena dia tak ingin melihatku jalan kaki. Pacarnya tidak tahu kalau aku menyukai Fendi, namun aku tak bermaksud untuk mengambil Fendi darinya, aku akan berusaha untuk menghilangkan perasaan ini untuknya.
Beberapa bulan kemudian, aku mendengar bahwa Fendi dan sahabatku tlah putus, entah karena apa, aku pun tak tahu karena sahabatku pun tidak pernah cerita tentang masalahnya dengan Fendi. Tapi anehnya sahabatku terlihat biasa-biasa saja setelah putus dengan Fendi.
Saat jam istirahat, sahabatku berkata padaku kalau dia sudah tidak ada perasaan sedikit pun dengan Fendi begitupun sebaliknya, mereka sepakat untuk menjadi teman saja dan ternyata sahabatku pun tahu kalau aku menyukai Fendi. Aku sangat terkejut, aku pikir dia akan marah setelah mengetahuinya. Namun ternyata dia malah menyuruhku untuk mendekati Fendi, tapi aku menolaknya karena aku takut ini hanyalah perasaan yang sementara. Aku hanya bisa berharap dia akan menyukaiku kelak.
*** 3 TAHUN KEMUDIAN ***
Tak terasa kini aku sudah SMA kelas X, tidak memakai putih biru lagi melainkan putih abu-abu. Aku berpisah dengan sahabat ku, karena kami berbeda sekolah jadi kami pun sekarang jarang sekali bertemu dan sekarang aku pun satu sekolah dengan Fendi. Aku tak menyangka selama 3 tahun ini, perasaan ku tidak pernah berubah untuk Fendi, meskipun aku pacaran dengan orang lain, tetap saja perasaan ku tidak pernah berubah untuknya.
Di SMA inilah aku mulai dekat dengan Fendi. Aku merasa dia juga menyukaiku karena sekarang dia sangat perhatian padaku. Hatiku sangat senang ketika ada disisinya, ketika aku melihat senyuman dilesung pipinya itu dan aku merasa seperti orang yang paling bahagia di dunia ini. Aku sering sekali di traktir olehnya, namun aku tak pernah menampakkan raut wajahku yang terlihat menyukainya, aku hanya seperti menganggapnya sebagai sahabat dekat ku.
Pada malam hari ulang tahunnya, aku di ajak olehnya jalan-jalan. Dan malam itu juga, aku beranikan diri untuk mengungkapkan isi hatiku padanya. Sebenarnya sih malu, karena aku seorang perempuan tapi apa salahnya? Yah, bisa di bilang ini hal ternekat yang pernah aku lakukan. Aku berkata padanya bahwa aku menyukainya, aku berkata sudah 3 tahun ini aku suka padanya, disaat dia menabrakku, disaat dia tersenyum padaku, disaat dia perhatian pada ku dan disaat itulah aku menyukainya, aku berkata padanya bahwa dia adalah cinta pertama ku dan aku juga berkata bahwa aku tak pernah mencintai orang dengan waktu selama ini dan meskipun aku pacaran dengan siapa pun, aku tetap mencintainya.
Fendi pun menjawab perkataan ku “Rasti, kenapa kamu bisa suka sama aku? Aku gak pantas buat kamu, kamu bisa mendapatkan yang lebih baik dari aku. Kamu cantik, baik, pintar, rajin, sedangkan aku? Aku nakal Rasti, aku bodoh, aku enggak mau jika nantinya aku menyakiti kamu. Aku gak mau lihat kamu sedih”. Seketika itu, raut wajahku sedih mendengar perkataannya dan sekali lagi ku berkata “Fendi.. tapi aku bener-bener suka sama kamu”. “Ras, aku yakin kamu bisa melupakan aku dan aku yakin kelak kamu akan mendapatkan seseorang yang benar-benar tulus menyayangimu”, ucap Fendi lagi.
Aku hanya menangis mendengarkan kata-katanya, aku tak bisa menahan air mataku ini keluar. Perlahan, Fendi mengusap air mataku, dan berkata “Rasti, jangan menangis karena aku, aku tak ingin melihatmu menangis karena ku, tersenyumlah.. aku yakin kamu akan lebih bahagia bersama orang lain daripada bersama ku”. Setelah itu, ia pun mengantarkanku pulang kerumah.
Beberapa minggu kemudian setelah kejadian itu, aku sudah jarang sekali berkomunikasi dengannya, nomernya pun tidak aktif, sepertinya dia mulai menjauhi ku agar aku segera melupakannya. Aku juga jarang bertemu dengannya di sekolah. Dia seperti menghilang dari kehidupan ku. Aku berusaha melupakannya, aku juga mencoba untuk pacaran dengan orang lain, tapi perasaan ku tetap tidak bisa hilang untuknya. Begitu susah melupakan cinta pertama.
*** 2 TAHUN KEMUDIAN ***
Kini aku sudah kelas XII, perasaan ku sedikit demi sedikit mulai hilang untuknya. Meskipun awalnya susah, tapi akhirnya aku bisa juga melupakannya. Sekarang aku memang benar-benar tidak pernah bertemu dengannya, dia hilang, seperti lenyap di telan bumi. Aku sudah memulai kehidupan ku yang baru, melupakan kenangan masa lalu dan selalu bahagia dan ceria bersama dengan teman-teman ku.
Dan disinilah aku menemukan seseorang yang begitu baik. Dia baik, sopan dan yang terpenting adalah dia rajin shalat. Yah meskipun dia lebih muda daripada aku, tapi aku yakin dia benar-benar mencintaiku. Terkadang kami masih sering bertengkar karena masalah yang sepele, mungkin karena kami juga belum cukup dewasa untuk menghadapi berbagai masalah. Tapi aku yakin di setiap masalah itu, tidak akan pernah membuat kami berpisah.
Aku akan berusaha untuk memahami, mengerti dan menerimanya apa adanya, meskipun awalnya susah, aku yakin pasti aku bisa. Tidak ada hubungan yang tidak pernah mengalami masalah, masalah pasti akan selalu ada. Dan aku takkan membiarkan masalah itu membuat ku berpisah dengannya.
Meskipun sering sakit hati karena sering bertengkar, aku akan kuat dan sabar karena aku menyayanginya. Dan benar apa kata Fendi, aku pasti akan mendapatkan penggantinya, walau butuh waktu yang lama. Semoga ini yang terbaik dan semoga di saat ku berpisah karena akan kuliah nanti, tidak akan memisahkan hubungan kami ini.

# Selesai #

0 komentar:

Posting Komentar