Hallo semua,,
Apa kabar? Lagi suntuk? Bosan? Atau lagi
butuh hiburan dengan membaca cerpen? Baca aja nih di blog ku, update terbaru
tentang sebuah kisah cinta yang mengharukan. Pasti pada penasaran kan, langsung
saja yuk kita baca cerpen yang berjudul Cinta Terlarang ^_^
Cinta
Terlarang
Bila ada anak
kembar lahir berpasangan itu berarti mereka adalah pasangan yang di takdirkan
Tuhan sejak lahir tapi mereka di kutuk tidak bisa bersama karena sedarah.
“Mars, sudah
kakak bilang jangan tidur di kasur kakak, kamu kan punya kasur sendiri!” Venus
mengguncang bahu adiknya (saudara kembarnya) itu, Mars hanya menggeliat dan
tiba-tiba ia menarik lengan Venus sehingga gadis itu jatuh keatasnya “Mars
lepaskan!” Venus meronta dari dekapan adiknya, tapi Mars tetap tak bergeming,
mereka terdiam.
Sesaat kemudian,
Mars membuka mata dan melepaskan Venus, “jantung kakak berdebar keras sekali,
aku jadi takut” godanya, Venus memukul kepala adiknya dengan pelan “Huhh.. kamu
ini ya, senang sekali menggoda kakak”.
“Habis aku
senang, melihat wajah kakak yang memerah.” Venus memegang pipinya, ia
membalikkan badan. “keluar dari kamarku Mars, kakak mau ganti baju dan ingat
lain kali kamu tidak boleh sembarangan lagi masuk kamar kakak.” Venus berbicara
dengan tegas, Mars terpekur memandangi lantai, “Aku tidak suka ibu memisahkan
kamar kita, bukankah sejak sebelum lahir kita juga sudah ada di ruangan yang
sama, aku tidak terbiasa bila tidak ada kakak disisiku”. “Sudahlah Mars, aku
malah senang tidak sekamar lagi denganmu, karena sekarang aku bisa tidur
nyenyak tanpa harus mendengar kamu mendengkur”.
“Huuhh kakak
payah” Mars melangkahkan kakinya keluar dari kamar Venus. Sepeninggalan Mars,
Venus masih memegang dadany, jantungnya masih berdebar keras, hal itu selalu
terjadi bila ia bersentuhan dengan Mars, entah mengapa, Venus sangat takut
dengan perasaan ini, ia takut jatuh cinta pada Mars, dan bukankah cinta yang
demikian itu terlarang...
***
“Selamat Ulang
Tahun yang ke-17 Mars, Venus,” ucap orang tua mereka. Orang tua mereka
memberikan kado di kotak berpita biru yang cantik, Mars membuka kadonya,
ternyata hadiahnya adalah sepatu olahraga yang sudah lama diinginkannya,
sedangkan kado Venus berisi gaun berwarna biru yang indah. “Sekarang tiup
lilinnya dan ucapkan permohonan kalian,” ujar ibu mereka, Mars dan Venus
menutup mata sesaat sebelum akhirnya meniup lilin kue ulang tahun mereka
bersama-sama.
“Apa yang kakak
pinta tadi?” bisik Mars pada Venus di perjalanan pulang dari restoran, orang
tua mereka duduk di depan, sedangkan mereka ada di bangku belakang. “Itu
rahasia,” ujar Venus pelan. “Kalau aku minta kepada Tuhan agar kita tidak
dipisahkan selamanya, agar aku selalu disisi kakak dan juga agar kita sekamar
lagi” Mars tersenyum, menatap mata Venus dalam-dalam, Venus menatap Mars dan
berkata dalam hati “Aku malah meminta pada Tuhan supaya aku bisa melepasmu, aku
takut Mars, semakin hari aku semakin menginginkanmu lebih, dan itu tidak
boleh..”
***
Angin malam
yang dingin membelai wajah Venus lembut, menerbangkanrambut panjang terurainya,
ia masih berdiri di balkon kamarnya di lantai dua menatap bintang-bintang di
langit. Sesaat kemudian, ia mendengar suara langkah-langkah kaki mendekatinya “Kakak
aku buatkan jus apel kesukaan kakak” Mars menyodorkan gelas pada Venus yang
segera diraihnya, mereka lalu bersama-sama berdiri berdampingan, mengobrol,
sambil menatap langit malam.
“Lihatlah
malam ini planet Mars dan Venus bercumbu” Mars merujuk ke langit, malam ini
posisi planet Mars memang berdekatan dengan planet Venus, langit cerah sehingga
semuanya tampak jelas menghiasi malam bersama kerlap kerlip bintang, tiba-tiba
sebuah lagu mengalun memotong pembicaraan mereka, Mars meraih ponselnya,
melirik nama yang tertera di layar sekilas, lalu mematikannya tapi sedetik
kemudian lagu itu berdering lagi dan Mars tetap mematikanenya.
“Dari siapa,
kenapa tidak diangkat?” tanya Venus. “Dari perempuan di sekolah yang
mengejar-ngejarku,” Mars mendengus kesal, Venus mendelik “Siapa dia?” , “Alendra”
jawab Mars. “Alendra,” gumam Venus, walaupun mereka tidak sekelas, Venus
mengenal Alendra dia adalah perempuan target utama para laki-laki disekolah. “Kau
bodoh, mengapa menghindarinya? Harusnya kau beruntung Alendra menyukaimu”. “Hahaha,
aku memang populer disekolah, tidak seperti kakak yang sampai mau lulus sekolah
pun tidak punya pacar”. “Memangnya kau tidak, hah?! Dengar ya Mars, kau tidak
tahu saja, kalau aku juga punya oang yang ku suka,” Tawa Mars berhenti,
ekspresi wajahnya berubah panik, ia memegang Venus “Siapa dia, katakan!” Venus
bisa melihat kilat di mata Mars.
“Itu
ra..rahasia” ujar Venus gugup, Mars melepaskannya, ia berbalik dan berjalan
menuju pintu dan menutupnya keras-keras tanpa berkata apa-apa lagi. “Orang yang
ku suka itu kau, andaikan kita tidak punya ikatan darah,” kaki Venus tidak bisa
menahannya lagi, ia jatuh berlutut “Aku mencintaimu Mars,” Venus menangis
pelan.
***
Sudah hampir
sebulan sejak kejadian itu mereka jarang berbicara, sejak Venus menolak memberitahukan
siapa yang disukainya. Pada Mars jarak orbit mereka semakin jauh dan mereka
berusaha terbiasa berotasi dalam ritme masing-masing sampai suatu ketika
matahari mempertemukan mereka lagi. “Ve, maaf ya aku tidak bisa bantu piket
hari ini, kamu yakin tidak apa-apa sendirian?” ujar Bela teman sekelas Venus. “Tenang
saja, kamu cepatlah pulang, katanya mau jenguk ibumu di rumah sakit,” ujar
Venus.
Bela tersenyum
sesaat sebelum meninggalkan Venus sendirian di kelas, ia lalu meraih sapu dan
mulai membersihkan kelas, ia menatap langit yang mendung, Venus harus cepat
kalau tidak ia akan terjebak hujan. Sementara itu di kelas sebelah masih
berdiri berhadapan Mars dan Alendra, “Tolong terima aku Mars, aku cinta sama
kamu sejak kelas satu dulu” Alendra memegang kedua tangan Mars meletakkannya di
dada.
“Bisa kau
dengar debaran jantungku? Aku ingin kau memilikiku Mars,” Mars menatap wajah
wajah Alendra, ia menyentuh dagu gadis itu dan mencium keningnya, Alendra
memejamkan mata dan Mars mencium keningnya dengan lembut tetapi tatapan Mars
terpaku pada sepasang mata di balik bahu Alendra, sepasang mata milik Venus..
Venus berlari
menelusuri lorong-lorong disekolah, ia memegang dadanya erat, ada rasa sakit
yang tidak dapat terucapkan oleh kata-kata, Mars sudah memilih Alendra untuk
mengorbit bersamanya, Venus harusnya bahagia, dengan begitu ia akan mudah
melepaskannya, tapi mengapa rasanya sesakit ini. Venus membiarkan air hujan
membasahinya, ia berjalan menjauhi gedung sekolah, air matanya tersamar oleh
hujan. Venus memandang bayangannya sendiri di cermin, ia menyentuh wajahnya,
betapa rautnya mirip dengan wajah Mars, mereka terpisahkan, seperti planet Mars
dan Venus yang tidak dapat berdampingan karena ada bumi ditengah-tengah mereka.
Bumi adalah
ikatan darah, bumi adalah Alendra yang efek rumah kacanya membuat permukaan
Venus panas seperti neraka. Venus mengingat kembali lembara mitos yang
dibacanya “Percayakah kalian bila ada anak kembar lahir berpasangan itu berarti
mereka adalah pasangan yang ditakdirkan Tuhan sejak kahir tapi mereka dikutuk
tidak bisa bersama karena mereka sedarah..”
“Aku tidak
akan bertahan Mars” Venus berkata lirih, ia memandang pergelangan tangan
kirinya, sedang tangan kanannya memegang benda tajam berkilauan, dengan satu
gerakan cepat, Venus menyayat nadinya dan ia jatuh bersender di tamoat
tidurnya, Venus mengangkat tangannya, ia memandang darah yang keluara dari
nadinya terus menerus, seperti aliran sungai merah terasa hangat dan Venus
tenggelam dalam aliran itu sampai ia melihat bintang-bintang mengajaknya
terlelP.
***
“Ah, dimana
aku sekarang? Mengapa semuanya terlihat hitam dan gelap dan aku tidak dapat
bergerak” Venus berusaha menggerakkan tubuhnya tapi ia seperti terikat sesuatu
yang sulit ia lepas. “kakak, kau sudah sadar?” Venus mendengar surara yang sangat
dikenalnya, tapi ia tidak bisa melihat wajahnya, “Mars, itu kau, dimana ini?”. “Aku
tidak akan membiarkan kakak menyakiti diri kakak, karena itu aku akan menyimpan
kakak disini”. “Tidak Mars, kakak tidak suka disini, kakak takut gelap, Mars
lepaskan kakak!!” Tapi Venus tidak mendengar suara apapun lagi, ia menangis
dalam hening.
** 8 Tahun
Kemudian **
“Akhirnya aku
berhasil lari, maaf Mars tapi aku tidak ingin terkurung di tempat itu lagi, aku
harus meninggalkanmu. Aku harus menemuinya, hanya dia yang bisa menyembunyikan
aku dari Mars”, Venus berlari melewati lorong-lorong yang seperti tak ada
ujungnya dan ia akhirnya melihat sosok itu, sosok yang bisa menyelamatkannya. “Dokter..dokter!”
Venus terengah-engah menghampiri seorang pria berbaju putih di sepannya. “Dokter
Adit, maaf saya tidak bisa menahannya, dia tiba-tiba lari begitu saja” ujar
seorang perawat dibelakang Venus, Venus mendekati pria itu “Dokter.... tolong
saya, Mars... mars diaa” Venus berkata tak beraturan. “Ssssttt...” pria itu
meletakkan telunjuknya di bibir Venus , ia menatapnya lurus “Tidak apa-apa,
Mars tidak akan mengganggumu, aku disini” ia memeluk Venus dan membelai
rambutnya.
“Dokter, Mars
pasti marah melihat dokter memelukku, ia tidak mau melepasku, dokter aku
takut...” Venus menangis. Aku akan melindungimu” ujar pria itu, ia mengusap air
matanya, mengecup keningnya, tiba-tiba kaki Venus lunglai, ia tidak bisa
menopang tubuhnya dan pria itu menggendongnya tersenyum lembut, Venus
memejamkan matanya, ia memeluknya dan merasa aman, mereka menjauh. Para perawat
melihat mereka sampai hilang dari pandangan.
“Kasian pasien
itu, sudah hampir 8 tahun sejak percobaan bunuh dirinya, dia sadar dengan
depresi berat dan hidup dengan kebingungan, selalu merasa seolah-olah ada orang
yang menyekapnya sampai sekarang”. “Iya suster Rani, tapi aku melihat dari dulu
dokter Adit keliatan sayang dan perhatian banget sama pasien itu, sperti
kekasih” , “Kekasih?! Sembarangan! Kamu memangnya belum tahu ya, dokter Mars
Aditya itu adik kandungnya pasien itu, mereka kembar!”
*** Selesai ***
Thanks ya yang udah mau mampir di blog
saya, semoga ceritanya bisa bermanfaat dan diambil sisi positifnya aja ya.. J
0 komentar:
Posting Komentar